Golongan II untuk Kulit Warna Putih
Orang-orang dengan warna kulit putih dapat dilihat pada orang-orang Eropa pada umumnya dan Afrika Utara seperti Mesir, Tunisia, Aljazair, dan sebagainya. Ciri-ciri fisik selain kulit adalah memiliki warna mata biru, hijau, dan abu-abu. Rambut alami mereka berwarna pirang.
Sama halnya seperti golongan kulit I, kulit jenis ini memproduksi melanin jenis pheomelanin yang tidak dapat melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet matahari. Mereka memiliki resiko terserang kanker kulit lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang memiliki jenis kulit lainnya.
Orang-orang yang disertai warna kulit putih memiliki kulit yang mudah terbakar dan sulit berubah menjadi warna cokelat jika terkena paparan sinar matahari. Namun demikian, warna kulit putih ini tetap bisa menjadi cokelat meskipun sangat sulit.
Golongan V untuk Warna Kulit Cokelat Tua
Warna kulit cokelat tua memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dibandingkan warna kulit cokelat. Akibatnya, ketahanan kulit jenis ini terhadap paparan sinar UV matahari lebih baik karena dapat beradaptasi dengan sangat baik. Golongan yang memiliki warna kulit cokelat tua bisa juda disebut dark brown.
Tidak hanya itu, karena banyaknya melanin pada warna kulit cokelat tua, kulit golongan V memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap penuaan. Karena terlindungi dari penuaan, munculnya keriput dan garis-garis halus dapat diminalisir. Semakin gelap kulit seseorang, dikatakan bahwa semakin terlihat awet muda dibandingkan yang memiliki warna kulit putih pucat.
Ciri-ciri fisik selain warna kulit dari orang-orang yang memiliki kulit golongan V adalah mata berwarna cokelat tua dan rambut berwarna cokelat gelap atau hitam. Jika kulit terkena paparan sinar UV dari matahari, kulit mereka dengan mudah berubah warna menjadi lebih gelap. Namun kulit jenis ini sangat jarang sekali terbakar atau muncul bitnik-bintik. Anda dapat menemukan ciri-ciri ini pada banyak penduduk Afrika dan ras Hispanik.
Golongan V untuk Warna Kulit Cokelat Tua
Warna kulit cokelat tua memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dibandingkan warna kulit cokelat. Akibatnya, ketahanan kulit jenis ini terhadap paparan sinar UV matahari lebih baik karena dapat beradaptasi dengan sangat baik. Golongan yang memiliki warna kulit cokelat tua bisa juda disebut dark brown.
Tidak hanya itu, karena banyaknya melanin pada warna kulit cokelat tua, kulit golongan V memiliki perlindungan yang lebih baik terhadap penuaan. Karena terlindungi dari penuaan, munculnya keriput dan garis-garis halus dapat diminalisir. Semakin gelap kulit seseorang, dikatakan bahwa semakin terlihat awet muda dibandingkan yang memiliki warna kulit putih pucat.
Ciri-ciri fisik selain warna kulit dari orang-orang yang memiliki kulit golongan V adalah mata berwarna cokelat tua dan rambut berwarna cokelat gelap atau hitam. Jika kulit terkena paparan sinar UV dari matahari, kulit mereka dengan mudah berubah warna menjadi lebih gelap. Namun kulit jenis ini sangat jarang sekali terbakar atau muncul bitnik-bintik. Anda dapat menemukan ciri-ciri ini pada banyak penduduk Afrika dan ras Hispanik.
Socio-economic situation
Jabatan Hal Ehwal Orang Asli (Department of Orang Asli Affairs, JHEOA), a government agency that was first set up in 1954 is entrusted to oversee the affairs of the Orang Asli under the Malaysian Ministry of Rural Development.[100] Among its stated objectives are to eradicate poverty among the Orang Asli, improving their health, promoting education, and improving their general livelihood. There is a high incidence of poverty among the Orang Asli who belong to the poorest group of the Malaysian population. In 1997, 80% of all Orang Asli lived below the poverty line; extremely high compared to the national poverty rate of 8.5%.[101] 50.9% of households, according to the United Nations Development Programme in 2007 lived in poverty, and 15.4% hardcore poverty living below the poverty line. These figures contrast sharply with the national figures of 7.5% and 1.4%, respectively.[12] In 2010, according to the Department of Statistics Malaysia, 76.9% of the Orang Asli population remained below the poverty line, with 35.2% classified as living in hard-core poverty, compared to 1.4% nationally.[12]
Other indicators also indicate a low quality of life in the Orang Asli. This is indicated, in particular, by the lack of basic amenities in many families such as plumbing, toilet, and often electricity. Thus, in 1997, according to the Department of Statistics of Malaysia, only 47.5% of Orang Asli households had some form of water supply, both indoors and outdoors, with 3.9% dependent only on other water sources such as rivers, streams and wells to meet their water needs. Toilets, as a basic convenience, were lacking in 43.7% of Orang Asli housing units, while for Peninsular Malaysia in general this figure was only three percent. 51.8% of Orang Asli households used kerosene lamps to light their homes.[34]
Another indicator of low wealth is the lack of basic household items in many Orang Asli families; including refrigerators, radios, televisions, bicycles, motorcycles, cars, and so on, which may reflect the state of their well-being. According to the same Department of Statistics, in 1997 almost a quarter (22.2%) of all Orang Asli households did not have any of these household items. Only 35% of Orang Asli households in rural areas had motorcycles, which is an important mode of transportation.[34]
The government sees the causes of poverty in the Orang Asli communities includes excessive dependence on jungle foraging,[102] living in remote and inaccessible areas,[103] low self-esteem and isolation from other communities,[103] low level of education,[103] low or no savings, lack of modern skills for employment, land encroachment and lack of land ownership,[102] and excessive dependence on state aid.
Customary lands and resources have been the only source of livelihood for the Orang Asli for centuries. Most Orang Asli still maintains a close physical, cultural, and spiritual connection with the environment in traditional areas. Relocation to other areas as part of development programmes deprives them of this connection and forces them to adapt to new living conditions. The appropriation of traditional Orang Asli lands by the state and private individuals and companies, deforestation, the creation of rubber and oil palm plantations, and the development of tourism are destroying the foundations of the traditional indigenous economy. This forces many of these people to move to a sedentary lifestyle in villages or urban areas. The loss of customary lands becomes a trap for them, leading them into poverty.[104]
During the years of independence in Malaysia, there has been a marked improvement in the provision of medical care for the Orang Asli and the availability of treatment and prevention facilities for them. However, there are still many problems. Health standards among Orang Asli communities remain low compared to other communities. More than others, they are exposed to various infectious diseases, such as tuberculosis, malaria, typhoid fever and more. The problem of malnutrition is also urgent among Orang Asli, particularly among children.[105] Access to information on the health status of residents of remote settlements and the availability of medical facilities there is generally limited.
Due to the lack of proper education, Orang Asli cannot be competitive in society at large leading them into dependence upon JAKOA.[106]
Under the 1954 Aboriginal Peoples Act, the Malaysian government can "degazette" the land of the Orang Asli at any time, which has no obligation to give fair compensation. In 2013 the Malaysian state attempted to weaken this legislation, which would have cost the Orang Asli 645,000 hectares of their ancestral land. The Orang Asli are frequently targeted by the Malaysian state for conversion to Islam and assimilation by the bumiputra. In the state of Kelantan, Malay Muslim men were paid 10,000 ringgit, or about US$2,200 in 2022, to marry an Orang Asli woman.[5][6]
Wikimedia Commons has media related to
They are often referred to as sakai, or slave. To most central Thais, they are known as ngoh, like the rambutan fruit, a derogatory term that refers to their curly hair. But besides that -- and besides being featured in well-known literature -- the people from the Orang Asli community are little known to the wider public. This is despite the 150,000 Orang Asli tribe members -- according to the Centre for Orang Asli Concerns -- still living in the Malay Peninsula.
Descendants of the region's original inhabitants, the Orang Asli ethnic minorities still live on their ancestral lands and have inherited a particularly rich history, customs and crafts.
On Saturday and Sunday, TK Park is holding an exhibition of photographs exploring the community's life and soul.
Dulfitree Cheema, one of the photographers and a curator to this exhibition, explains that the show will serve as a connecting platform for those wishing to learn more about the group's history and current way of life at a time when they are facing dramatic changes -- increasingly pushed out of forests and into cities.
The exhibition, which was previously held at TK Park's Yala centre in the South, will travel to Bangkok this coming weekend, along with installations, performances and seminars. The exhibition will be located in TK Park's library and learning centre on the 8th floor of CentralWorld. Today, most Orang Asli people live in southern Thailand's Yala and Narathiwat provinces, while another tribe has settled down in Phatthalung and Satun.
Who are they? What are their customs and beliefs, and how do they lead their lives? The exhibition will provide some insight into one of Thailand's most well-known but little-understood ethnic minorities.
7 Warna yang Cocok untuk Kulit Sawo Matang – Orang Indonesia memiliki beragam jenis warna kulit, karena adanya keragaman etnis dan budaya di Indonesia. Jika kita perhatikan ada beberapa jenis warna kulit yang umum ditemukan pada orang Indonesia seperti sawo matang, kuning langsat, putih, gelap, coklat kemerahan.
Jika kita lihat lagi warna kulit sawo matang memang lebih umum ditemui di Indonesia. Warna kulit ini cenderung kecoklatan dengan sentuhan keemasan. Orang dengan warna kulit sawo matang biasanya memiliki nuansa hangat pada kulit mereka.
Berbicara tentang warna kulit sawo matang, Minto jadi ingin membahas tentang beberapa hal yang berkaitan dengan warna kulit ini terutama warna pakaian apa yang kira-kira cocok untuk mereka yang memiliki warna kulit sawo matang.
Warna pakaian dan makeup dapat memiliki pengaruh besar pada penampilan seseorang. Bagi mereka yang memiliki kulit sawo matang, pemilihan warna yang tepat bisa membuat kulit terlihat lebih bersinar dan memukau.
Golongan II untuk Kulit Warna Putih
Orang-orang dengan warna kulit putih dapat dilihat pada orang-orang Eropa pada umumnya dan Afrika Utara seperti Mesir, Tunisia, Aljazair, dan sebagainya. Ciri-ciri fisik selain kulit adalah memiliki warna mata biru, hijau, dan abu-abu. Rambut alami mereka berwarna pirang.
Sama halnya seperti golongan kulit I, kulit jenis ini memproduksi melanin jenis pheomelanin yang tidak dapat melindungi kulit dari paparan sinar ultraviolet matahari. Mereka memiliki resiko terserang kanker kulit lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang memiliki jenis kulit lainnya.
Orang-orang yang disertai warna kulit putih memiliki kulit yang mudah terbakar dan sulit berubah menjadi warna cokelat jika terkena paparan sinar matahari. Namun demikian, warna kulit putih ini tetap bisa menjadi cokelat meskipun sangat sulit.
Golongan IV untuk Warna Kulit Cokelat
Jenis kulit ini bisa dinamai dengan warna kulit cokelat sedang atau medium brown. Banyak dari orang yang memiliki warna kulit cokelat ini disertai mata berwarna cokelat tua dan warna rambut yang gelap. Grameds akan banyak menemui orang dengan jenis kulit ini pada orang-orang di beberapa bagian Mediteran (Spanyol, Perancis, Monako, Italia, Yunani, dan Malta), Timur Tengah, Asia Selatan, dan beberapa di Asia Tenggara.
Golongan ini memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dibandingkan golongan I, II, dan III. Sehingga golongan kulit IV relatif lebih aman dari resiko kanker kulit akibat paparan sinar matahari. Apabila terkena sinar UV matahari, warna kulit jenis ini bisa saja berubah menjadi cokelat yang lebih gelap. Namun demikian, efek adanya bintik-bintik dan terbakar tidak terjadi.
Golongan VI untuk Warna Kulit Cokelat Sangat Tua Menuju Hitam
Golongan warna kulit terakhir yang disebutkan oleh Fitzpatrick dalam teori skala warna kulitnya adalah very dark brown. Ya, Anda benar Grameds. Golongan warna kulit very dark brown ini memiliki jumlah melanin yang sangat banyak dan mengakibatkan warna kulit menjadi cokelat mendekati hitam.
Rata-rata orangnya memiliki mata berwarna cokelat kehitaman dan berambut hitam. Orang-orang yang memiliki kulit berwarna cokelat sangat tua ini banyak yang mendiami Benua Afrika dan suku Aborigin (penduduk asli Benua Australia).
Kulit yang berada tipe ini merupakan kulit yang paling aman dari resiko kanker kulit. Meskipun terkena paparan sinar UV dari matahari, kulit jenis ini memiliki kemampuan beradaptasi yang paling baik dibandingkan kulit jenis lainnya. Jika terkena paparan sinar UV matahari, kulit berwarna very dark brown tidak muncul bintik-bintik, tidak pernah terbakar, namun selalu berubah menjadi gelap.
Bagi Anda yang masih penasaran bagaimana merawat kulit berdasarkan golongan kulit, Anda bisa membaca buku-buku pilihan kami.
Karena setiap tipe warna kulit memiliki jumlah pigmen melanin, kemampuan beradaptasi di bawah paparan sinar UV matahari, dan karakter yang berbeda, maka masing-masing tipe warna kulit memilikicara perawatan yang berbeda. Untuk kulit tipe I sampai III, Anda memiliki kulit yang mempunyai resiko tinggi akan terbakar, melanoma, kanker kulit, dan penuaan akibat paparan sinar UV matahari.
Oleh karena itu, para dermatolog atau dokter kulit menyarankan Anda agar melakukan beberapa tips di bawah ini:
Sementara itu, bagi Anda yang memiliki warna kulit tipe IV sampai VI, tips yang diberikan pada dasarnya hampir sama dengan yang diberikan untuk warna kulit tipe I sampai III. Hanya saja, pakaian pelindung yang digunakan tidak diharuskan memiliki UPF sebesar 30. Dan Anda cukup menggunakan sunscreen yang memiliki SPF minimal 15 jika keluar di bawah paparan sinar matahari.
Masih penasaran cara merawat kulit lainnya? Tenang, kami masih ada stok buku-buku terbaik.
Grameds, ulasan kita mengenai macam warna kulit manusia telah sampai pada ujungnya. Kami yakin masih ada banyak bahasan mengenai warna kulit dan perawatan kulit. Oleh karena itu, Gramedia menjadi #Sahabattanpabatas Anda untuk menggali ilmu dan pengetahuan lebih dalam lagi dengan buku-buku pilihan kami.
Penulis: Nanda Iriawan Ramadhan
Macam-Macam Warna Kulit – Berbicara mengenai warna kulit manusia, tentu teringat tentang ras. Masalah yang masih sering terjadi di dunia ini adalah tindakan rasisme yang dapat mengganggu kebebasan hidup seseorang atau suatu kelompok. Hal ini tentu memunculkan rasa penasaran kita sebenarnya ada berapa sih jumlah ras di dunia ini? Dan ada berapa jenis warna kulit manusia di dunia? Grameds, dalam kesempatan kali ini kita akan mengulas macam-macam warna kulit manusia. Yuk langsung aja kita simak ulasan berikut ini.
Apa yang Anda pikirkan pertama kali ketika mendengar kata “ras”? Kata ras berasal dari budaya Barat, tepatnya Bahasa Perancis-Italia razza yang artinya adanya perbedaan macam-macam penduduk berdasarkan tampilan fisik. Yang menjadi indikator dalam pembagian ras meliputi warna kulit, warna mata, bentuk dan warna rambut, bentuk tubuh, dan bentuk mata.
Pengertian ras yang lain mengacu pada perangai atau perawakan yang terlihat secara fisik atau sikap sebuah kelompok, yang seringkali menggambarkan penduduk dari suatu geografi tertentu. Tidak hanya itu, ras juga sering dihubungkan dengan klan, keluarga, dan garis keturunan dalam sebuah kelompok. Pengertian ras manusia yang paling mendekati kebenaran adalah pengklasifikasian manusia berdasarkan ciri-ciri biologis, bukan sosiokultural.
Berdasarkan warna kulit Alfred Louis Kroeber, seorang antropogi asal Amerika Serikat, manusia terbagi menjadi tiga kelompok besar ras dan beberapa ras khusus. Di bawah ini akan kita ulas secara garis besar macam-macam ras menurut klasifikasi yang dilakukan oleh Kroeber.
Ras manusia jenis ini pada umumnya memiliki ciri-ciri fisik kulit berwarna kuning. Meski anggapan warna kulit kuning tidak benar, namun mayoritas. Misalkan saja orang Asia Tenggara cenderung berkulit cokelat muda dan cokelat gelap. Ras Mongoloid sebagian besar tersebar di daerah Asia Timur, Asia Tenggara, Madagaskar, beberapa bagian EEropa Utara, Amerika Utara, Amerika Selatan, India Timur Laut, dan Oseania.
Ras Mongoloid dikelompokkan lagi menjadi tiga kelompok ras. Pertama, Asiatic Mongoloid yang meliputi Asia Tengah, Asia Timur, dan Asia Utara). Kedua, Malayan Mongoloid, meliputi Indonesia, penduduk asli Taiwan, dan Asia Tenggara. Ketiga, American Mongoloid yang merupakan penduduk asli benua Amerika.
Ras Negroid merupakan ras manusia yang ciri-ciri umumnya adalah kulit mereka yang berwarna hitam dan berambut keriting. Ras Negroid banyak tersebar di seluruh dunia, namun utamanya mereka mendiami benua Afrika yang berada di sebelah selatan gurun sahara. Mereka memiliki banyak keturunan yang tersebar di Amerika Utara, Amerika Selatan, Timur Tengah, dan Eropa.
Ras Negroid terbagi menjadi tiga kelompok lagi. Pertama, African Negroid yang merupakan penduduk asli Afrika. Kedua, Negrito yang tersebar di Semenanjung Malaya yang biasa juga dikenal orang Semang di Filiphina.
Ketiga, Melanesian. Istilah Melanesia dalam bahasa Yunani berarti pulau hitam. Penamaan ini karena mayoritas penghuni pulau-pulau ini merupakan orang-orang yang memiliki kulit berwarna hitam. Melanesia merupakan wilayah-wilayah yang berada di Nusa Tenggara Timur, Irian yang tinggal di area Irian Jaya atau Papua, Timor Leste, Vanuatu, French Polynesia, Fiji, dan Solomon.
Ciri utama dari ras Kaukosid adalah mereka pada umumnya memiliki kulit berwarna putih. Sebagian besar ras ini menetap di Afrika Utara, India Utara, Pakistan, Timur Tengah, dan Eropa. Mereka memiliki banyak keturunan dan tersebar di Amerika Utara dan Australia. Tidak hanya itu,mereka juga tersebar di sebagian wilayah Afrika Selatan, Amerika Selatan, dan Selandia Baru.
Meskipun mayoritas ras ini memiliki kulit berwarna putih, tidak semua orang ras Kaukosid memiliki kulit berwarna putih. Orang Somalia dan Ethiopia bisa menjadi contoh dalam hal ini. Meskipun mereka ciri-ciri fisik mereka seperti orang Negroid, yakni berambut keriting dan berkulit hitam, tengkorak mereka lebih mirip dengan ras Kaukosid sehingga dimasukka ke dalam golongan ras kaukosid.
Ras Kaukosid terbagi menjadi empat kelompok lagi. Pertama, Nordic yang berada di Eropa Utara untuk daerah sekitar Laut Baltik. Kedua, Alpine untuk Eropa Tengah dan Eropa Timur. Ketiga, Mediteranian yang meliputi Afrika Utara, Laut Tengah, Arab, Armenia, dan Iran. Dan yang keempat, Indic yang meliputi India, Pakistan, Sri Lanka, dan Bangladesh.
Warna kulit tidak jarang menjadi sumber munculnya kasus diskriminasi dalam kehidupan sosial maupun politik. Hal ini dapat Anda pelajari dalam pengaruh politik akibat warna kulit perempuan. Anda tidak perlu khawatir karena kami merekomendasikan buku-buku terbaik untuk Anda.
Selain ketiga ras besar di atas, di dunia masih ada beberapa ras yang khusus yang tidak terlalu besar namun tidak bisa diamasukkan ke dalam tiga ras lainnya. Hal ini tentu menjadi sumber keunikan ras-ras khusu ini. Tercatat ada empat ras khusus lainnya yang perlu kita kenali.
Pertama, ras Bushman yang merupakan penduduk di area Gurun Kalahari di wilayah Afrika Selatan. Kedua, ras Veddoid yang mendiami pedalaman di Sri Lanka. Ketiga, ras Polynesian yang mendiami Kepulauan Mikronesia dan Polynesia. Keempat, ras Ainu yang berada di wilayah Pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang.
Mengapa Warna Kulit Manusia Berbeda?
Setelah mengenal berbagai macam ras di dunia yang memiliki warna kulit berbeda, sekarang kita masuk dalam pembahasan mengapa warna kulit manusia. Kira-kira kenapa ya, Grameds? Ada yang tahu?
Benar. Ada berbagai faktor yang menyebabkan warna kulit manusia berbeda. Pertama, karena perbedaan jumlah melanin yang dihasilkan. Orang yang memiliki melanin yang sedikit cenderung memiliki warna kulit putih, sementara orang dengan jumlah melanin yang banyak cenderung memiliki warna kulit hitam.
Kedua, lingkungan. Kondisi lingkungan yang sedikit terkena paparan sinar cenderung memiliki kulit yang berwarna terang. Ketiga, faktor genetik. Untuk faktor ketiga ini merupakan faktor yang cukup berpengaruh besar bahkan mempengaruhi factor pertama, yaitu jumlah produksi melanin. Peran faktor ras juga ikut terlibat dalam faktor genetik.
Golongan IV untuk Warna Kulit Cokelat
Jenis kulit ini bisa dinamai dengan warna kulit cokelat sedang atau medium brown. Banyak dari orang yang memiliki warna kulit cokelat ini disertai mata berwarna cokelat tua dan warna rambut yang gelap. Grameds akan banyak menemui orang dengan jenis kulit ini pada orang-orang di beberapa bagian Mediteran (Spanyol, Perancis, Monako, Italia, Yunani, dan Malta), Timur Tengah, Asia Selatan, dan beberapa di Asia Tenggara.
Golongan ini memiliki jumlah melanin yang lebih banyak dibandingkan golongan I, II, dan III. Sehingga golongan kulit IV relatif lebih aman dari resiko kanker kulit akibat paparan sinar matahari. Apabila terkena sinar UV matahari, warna kulit jenis ini bisa saja berubah menjadi cokelat yang lebih gelap. Namun demikian, efek adanya bintik-bintik dan terbakar tidak terjadi.
Warna yang Cocok untuk Kulit Sawo Matang
Dalam artikel ini, Minto akan membahas tujuh warna yang cocok untuk kulit sawo matang, sehingga kamu yang mempunyai warna kulit ini dapat menemukan inspirasi untuk tampilan yang sempurna. Simak penjelasannya di bawah ini ya
Warna biru navy adalah salah satu pilihan terbaik untuk kulit sawo matang. Warna ini memberikan kontras yang menarik dengan warna kulit yang kaya, sehingga menciptakan tampilan yang elegan. Kamu bisa memilih pakaian biru navy dalam berbagai bentuk seperti blus, dress, kemeja, kaos atau blazer untuk menciptakan penampilan yang elegan dan modern.
Warna kuning mustard merupakan warna yang hangat dan menyenangkan untuk kulit sawo matang. Warna ini memberikan kilauan indah pada kulit dan memberikan kesan cerah pada penampilan kamu.
Kamu bisa mencoba pakaian seperti blus atau jumpsuit untuk para wanita, sedangkan untuk pria kamu bisa memilih kaos atau sweater dengan warna kuning mustard untuk tampilan yang segar dan menarik.
Hijau Pucuk atau Hijau Fuji adalah warna yang cocok untuk kulit sawo matang karena menciptakan kontras yang indah. Pilihlah pakaian dengan kedua warna hijau ini dengan model pakaian seperti dress atau celana panjang untuk menambahkan sentuhan alami pada penampilan kamu. Warna ini juga melambangkan kesegaran dan kehidupan, sehingga memberikan tampilan yang segar dan ceria.
Merah maroon adalah warna yang penuh gairah dan elegan untuk kulit sawo matang. Warna ini memberikan tampilan yang dramatis dan menarik perhatian. Kamu bisa memilih gaun merah marun atau blus dengan warna ini untuk acara khusus atau malam yang istimewa. Pastikan untuk memadukan warna ini dengan aksesori yang sederhana agar tampilan kamu tetap berfokus pada warna pakaian tersebut.
Warna coklat kopi adalah warna netral yang sangat cocok untuk kulit sawo matang. Warna ini memberikan kesan hangat dan menyatu dengan warna kulit kamu. Pilihlah pakaian seperti jaket atau celana dengan warna coklat kopi untuk menciptakan tampilan yang trendi dan elegan sekaligus.
Ungu tua adalah warna yang anggun dan misterius untuk kulit sawo matang. Warna ini memberikan kontras yang kuat dengan kulit gelap, menciptakan tampilan yang dramatis dan menarik. Kamu bisa mencoba gaun ungu tua atau rok dengan warna ini untuk acara formal atau malam hari. Untuk para pria kamu juga bisa menggunakan warna ini dengan memilih pakaian seperti polo shirt.
Warna orange tidak hanya memberikan kesan yang cerah dan kontras, masih ada pilihan warna orange yang lebih gelap seperti orange bata dan autumn orange. Kedua warna ini adalah warna yang energik dan cerah untuk kulit sawo matang. Warna ini memberikan kesan ceria dan menyala pada penampilan kamu. Tidak ada salahnya untuk kamu mencoba blus atau jumpsuit dengan warna orange ini untuk tampilan yang segar dan memikat.
Setelah kamu mengetahui apa saja warna yang cocok untuk kulit sawo matang seperti beberapa pilihan di atas, pastinya akan lebih memudahkan kamu untuk memilih baju saat akan berpergian atau beraktivitas kan? Tapi tentunya warna yang kamu gunakan setiap harinya tidak akan terus berputar pada 7 warna di atas saja, mungkin ada kalanya kamu juga ingin menggunakan jenis warna yang cocok untuk kulit sawo matang lainnya juga.
Maka dari itu di bawah ini Minto juga membagikan tips bagaimana cara untuk memilih warna yang cocok untuk kulit sawo matang